Red ocean strategy adalah sebutan bagi bisnis/industri yang riuh dan sarat dengan kompetisi. Secara harfiah istilah ini bermakna strategi samudera merah.
Maksudnya, saking besar dan sengitnya persaingan membuat pelakunya berdarah-darah, pasarnya bak lautan merah penuh gejolak.
Dalam red ocean strategy ini, siapa yang tak sanggup berkompetisi maka ia akan jatuh dan tenggelam. Dan bagi pelaku bisnis yang mampu menerapkan strategi tepat maka menjadi pemenang dalam kompetisi. Si pemenang ini tentu merupakan yang paling unggul. Selain sanggup bertahan, ia juga mampu meraup keuntungan besar.
- Mau Bisnismu Lancar? Siapkan Jenis-Jenis Anggaran Perusahaan
- Apa Itu Forecasting? Sebagai Pebisnis Kamu Harus Tahu
- Inkubator Bisnis Adalah? Simak di Sini Sistem Kerja dan Perekrutannya
- Tipe-tipe Pelanggan, Kenali Baik-baik demi Kemajuan Bisnis Kamu
- 5 Peluang Usaha Setelah Pensiun – Cuan dan Menyenangkan
Sejarah Istilah Ocean Strategy
Adalah duo profesor strategi; W. Chan Kim serta Renee Mauborgne yang mula-mula mengenalkan istilah ini. Mereka menyebutkannya lewat buku berjudul “Blue Ocean Strategy; How to Create Uncontested Market Space and Make the Competition Irrelevant” (2005).
Menurut Kim dan Mauborgne, semua bisnis dalam red ocean itu saling bertarung dan menjatuhkan. Jadinya, persaingan begitu ketat. Maka terciptalah blue ocean sebagai jawaban. Si biru ini adem, nggak ada kompetisi di dalamnya. Tanpa persaingan tapi menghasilkan inovasi-inovasi anyar, yang tidak ada sebelumnya.
Kendati istilah red ocean dan blue ocean dicuatkan oleh Kim dan Mauborgne di tahun 2005, sebetulnya sejumlah businessman terdahulu sudah mempelajarinya. Beberapa di antaranya bahkan berjaya dalam blue ocean strategy.
Apa Bedanya dengan Blue Ocean Strategy?
Kalau red ocean strategy itu serupa lautan yang bergejolak, penuh persaingan, maka blue ocean strategy ini sebaliknya.
Blue ocean ibaratnya industri di lautan biru. Samudera yang teduh dan tenang, tanpa persaingan.
Blue ocean strategy menjadi solusi dari red ocean strategy.
Si samudra biru ini bisa dibilang market tanpa kompetisi. Ia justru menciptakan pasar baru tak terelakkan, menghasilkan permintaan baru melalui temuan inovatif. Misalnya saja Apple dengan iPhone-nya, atau Samsung dengan inovasi berupa televisi slim-nya.
Simak tabel perbedan berikut ya.
Red Ocean Strategy Blue Ocean Strategy
• Bersaing dalam pasar yang sudah tersedia * Mewujudkan pasar yang baru
• Bertujuan jadi pemenang dalam kompetisi * Tak ada kaitan dengan persaingan
• Meraup permintaan pasar yang ada * Justru mencipta permintaan baru
• Menukar nilai dan biaya * Tidak menukarkan nilai dan biaya
Bagaimana Kinerjanya?
Kinerja red ocean strategy itu senantiasa berusaha lebih unggul dari para pesaingnya. Misalnya saja pada industri mie instan ataupun minuman dalam kemasan. Ada berbagai merek dan jenis, merek baru dan jenis terus bermunculan.
Semua merek bakal menerapkan strategi bisnis, red ocean strategy. Pada akhirnya yang unggul dan paling relevanlah yang mampu bertahan dan laku di pasaran. Ibaratnya, si lautan merah ini selalu dalam gejolak, dahsyat dan siap menenggelamkan yang lalai dan kurang strong.
Kira-kira, sudah paham kan dengan kinerja red ocean strategy? Pokoknya, semua merek berupaya mengembangkan produk atau jasanya. Berlomba-lomba menjadi yang terbaik, menarik perhatian pasar dan hasilnya jadi yang paling laku.
Agar Strategi Red Ocean Optimal
• Menghasilkan produk/jasa serupa namun lebih baik dari kompetitor
• Mematok harga lebih murah dari para pesaing
• Menjalankan strategi pemasaran dan promosi yang lebih baik
Positif dan Negatifnya Red Ocean Strategy
Red ocean strategy maupun blue ocean strategy sama-sama punya kekuatan dan kelemahan. Kali ini, kita bahas dulu kebaikan dan keburukan dari red ocean strategy.
Kekuatan red ocean strategy di antaranya;
- Risikonya kecil. Ini beda banget dengan blue ocean. Sebab, pada red ocean kan sudah ada space dan permintaan pasarnya. Jadi si pelaku bisnis tinggal mengembangkan produk atau jasanya, atau mencari pasar yang baru sehingga lebih luas.
- SDM yang terbatas. Sumber daya manusianya nggak perlu sebanyak SDM pada blue ocean strategy. So, bisnis red ocean tetap jalan meski dengan sedikit orang.
- Masa depan lebih terang. Pelanggannya sudah kelihatan, sehingga tugas perusahaan lebih gampang. Ibaratnya, tinggal mengembangkan produk dan berstrategi memasarkannya saja agar menang dalam persaingan.
Red Ocean Strategy, ini Kekurangannya
- Umumnya sudah ada pioneer yang sudah lebih mapan, cukup sulit untuk mengalahkannya.
- Kompetisi lebih dahsyat, sehingga kudu benar-benar tangguh supaya memenangkan pertarungan.
- Siap-siap tumbang kalau nggak pandai-pandai berstrategi.
- Memang potensi untungnya besar, tapi rawan ditinggalkan oleh pelanggan kalau strateginya tidak berkelanjutan.
- Karena terbiasa fokus pada market yang sudah ada, jadi mengabaikan peluang pasar yang baru.
- Bisa saja pasar heboh oleh kemunculan produk/jasa paling gres yang menumbangkan pemain utama, namun belum tentu bisa mewujudkan pasar yang baru.
Nah itu tadi pemaparan seputar red ocean strategy dan menyinggung pula tentang blue ocean strategy. Apakah kamu sudah mantap, mau terjun di lautan merah atau samudra biru nih?