Resesi Ekonomi Adalah – Perang berkepanjangan yang terjadi antara Rusia dan Ukrania diprediksi akan membawa sejumlah negara pada jurang resesi ekonomi.
Hal ini terjadi karena pasokan produksi bahan-bahan pokok dari kedua negara tersebut tidak dapat keluar. Akibatnya negara-negara biasa melakukan perdagangan dengan kedua negara tersebut kesulitan mendapatkan bahan-bahan pokok yang dibutuhkan.
Selain tidak dapat keluar, produksi bahan-bahan pokoknya sendiri terganggu. Sehingga ancaman krisis pangan tidak hanya dihadapi kedua negara tapi juga negara-negara lain.
Apalagi era global di mana kondisi satu negara dengan negara saling mempengaruhi. Jadi, resesi ekonomi adalah?
Pengertian Resesi Ekonomi
- Inkubator Bisnis Adalah? Simak di Sini Sistem Kerja dan Perekrutannya
- 3 Model Penghitungan Pajak Bea Cukai Barang Impor – Kamu Wajib Tahu
- Break Even Point adalah : Definisi, Rumus, dan Cara Menghitungnya
- Pengertian, Fungsi, dan Jenis Laporan Keuangan Lengkap dengan Contoh
- 5 Menit Langsung Paham – Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian
Resesi ekonomi adalah kondisi di mana aktivitas ekonomi seperti perdagangan dan produksi menurun drastis. Kemudian diikuti melemahnya daya beli sehingga tingkat ekonomi menjadi rendah.
Langka dan tersendatnya produksi barang dan jasa yang menandai resesi ekonomi mengakibatkan penurunan PDB dalam dua kuartal secara berturut-turut. Penurunan terjadi secara signifikan dalam waktu yang lama, berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Para ahli ekonomi menyebut resesi terjadi ketika suatu negara memiliki jumlah pengangguran meningkat, perdagangan turun, produk domestik bruto (PDB) negatif, dan terjadi kontraksi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang panjang serta diikuti pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut.
Adapun dampak resesi ekonomi adalah terjadinya perlambatan ekonomi yang akan membuat kapasitas produksi di sektor riil tertahan bahkan terhenti sama sekali.
Hal ini berakibat pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), disusul kinerja instrumen investasi yang mengalami penurunan. Investor lalu cenderung menempatkan dananya dalam bentuk investasi yang aman sehingga berdampak melemahnya daya beli masyarakat.
Penyebab Resesi Ekonomi
Seperti dijelaskan sebelumnya, resesi ekonomi disebabkan menurunnya aktivitas ekonomi yang ditandai dengan turunnya Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua kuartal berturut-turut. Lalu apa saja faktor-faktor yang menyebabkan sebuah negara memasuki periode resesi ekonomi?
1. Inflasi
Inflasi kita tahu adalah proses menurunnya nilai uang dan meningkatnya harga barang-barang kebutuhan secara terus-menerus.
Dalam ilmu ekonomi inflasi bukan sesuatu yang selalu buruk, namun apabila inflasi yang berlebihan dan terus menerus akan berdampak resesi.
Berbagai negara di dunia memiliki rumus yang kurang lebih sama yaitu mengendalikan inflasi. Seperti yang dilakukan Bank Central AS yang menaikkan suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi. Sisi lain suku bunga yang tinggi juga beresiko mengakibatkan resesi.
2. Deflasi yang Tinggi
Apabila inflasi yang tak terkendali dapat menyebabkan resesi, maka deflasi dapat memberikan dampak yang lebih buruk. Kita tahu deflasi adalah kondisi di mana harga turun dari waktu ke waktu, menyebabkan upah menyusut, lalu menekan harga barang-barang kebutuhan.
Deflasi memang lebih berdampak kepada para pemilik usaha (penyedia barang maupun jasa), yaitu ketika individu dan unit bisnis berhenti mengeluarkan uang yang berdampak pada terganggunya aktivitas ekonomi.
Adapun penyebab deflasi adalah terjadinya jumlah produksi yang meningkat secara serempak dari sejumlah perusahaan. Lalu menurunnya permintaan produksi serta berkurangnya jumlah uang beredar.
3. Gelembung Aset
Ini adalah salah satu faktor penyebab resesi. Investor yang panik biasanya akan menjual sahamnya yang berakibat pada resesi. Dalam istilah ekonomi hak ini disebut sebagai ‘kegembiraan irasional’.
Kegembiraan berakibat apda pasar saham dan real estate membengkak oleh penumpukan modal. Ketika gelembung pecah dan terjadilah panic selling. Inilah yang menghancurkan pasar dan menyebabkan resesi.
Kondisi ini terjadi ketika para investor mengambil keputusan dengan panik. Mereka memborong saham saat ekonomi sedang baik, kemudian ramai-ramai menjualnya saat kondisi ekonomi stagnan.
4. Kontraksi Ekonomi yang Tiba-tiba
Kontraksi ekonomi yang mendadak dapat memicu resesi serta berbagai masalah ekonomi yang fatal. Mulai dari tumpukan hutang secara individu maupun perusahaan.
Utang banyak yang dimiliki kemudian otomatis membuat biaya pelunasannya juga meninggi. Biaya dalam melunasi hutang tersebut lama-lama akan sampai ke titik di mana mereka tidak dapat melunasinya.
5. Kemajuan Iptek
Ternyata berkembangnya teknologi yang terlalu pesat juga punya andil pada terjadinya resesi. Pada abad 19 misalnya, di mana terjadi gelombang peningkatan teknologi yang membuat jutaan tenaga di-PHK.
Revolusi Industri tersebut membuat banyak pekerjaan untuk manusia hilang diganti mesin dan robot, dan akhirnya berujung resesi. Jangan heran sejumlah ekonom mengkhawatirkan Artificial Intelligence (AI) mengambil alih tenaga manusia sehingga melahirka banyak pengangguran.
Indikator Suatu Negara Mengalami Resesi
Bila sebuah negara mengalami penurunan ekonomi dua kuartal berturut-turut, hati-hati. Ini bisa jadi indikasi terjadinya resesi. Seperti pernah terjadi pada krisis ekonomi Uni Eropa pada 2008-2009 yang sempat mengakibatkan 17 negara di kawasan mengalami resesi.
Contoh lain kelesuan ekonomi melanda Thailand pada 2010 yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi negatif. Poduk domestik brutonya merosot.
1. Pertumbuhan Ekonomi Negatif Dua Kuartal Berturut-turut
Apabila pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kenaikan maka negara tersebut masih dalam kondisi ekonomi yang kuat. Sedangkan bila produk domestik bruto mengalami penurunan maka dapat dipastikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara tersebut berada dalam resesi.
2. Nilai Impor Lebih Besar dari Ekspor
Ekspor dan impor adalah hal biasa dalam praktik perekonomian global. Tetapi apabila nilai impor suatu negara lebih besar dari nilai ekspor, berpotensi membawa perekonomian negara tersebut pada kondisi defisit.
3. Produksi dan Konsumsi Tidak Imbang
Apabila sebuah negara tidak menjaga keseimbangan konsumsi dan produksi maka akan terjadilah masalah dalam siklus ekonomi.
Tingginya produksi bila tidak dibarengi dengan konsumsi akan membawa penumpukan stok persediaan barang. Saat itulah resesi mengancam.
Sedangkan apabila konsumsi rendah sementara kebutuhan tinggi akan menggerakkan impor. Akibatnya laba perusahaan turun sehingga berpengaruh pada melemahnya pasar modal.
Demikian penjelasan mengenai resesi ekonomi dan penyebabnya. Semoga penjelasan ini dapat memberi pemahaman baru ya.